Langsung ke konten utama

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP BERBELANJA DENGAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK FASHION YANG DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT

 


A.    PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pada jaman globalisasi yang serba ada ini, pola perilaku konsumtif adalah sebuah kenyataan yang kerap kali melanda kehidupan masyarakat. Gaya hidup dan gaya berpakaian manusia sekarang ini cepat sekali mengalami perubahan yang cukup singkat, seperti contohnya dalam hal cara berpenampilan seseorang seringkali berperilaku konsumtif dan sering mengeluarkan biaya yang banyak (mahal) karena tidak lagi untuk tujuan demi mencukupi kebutuhan saja, akantetapi lebih mengarah pada pemenuhan keinginan. Perkembangan kegiatan industri fashion di seluruh belahan bumi terus mengalami perubahan dan peningkatan setiap tahunnya yang diikuti dengan tren mode terbarunya. Dampak dari perkembangan fashion ini otomatis membuat masyarakat mau tidak mau mengikuti gaya tren fashion terbaru, bahkan sudah bukan hanya menjadi sebuah tren saja melainkan sudah menjadi kebutuhan masyarakat modern untuk tampil stylish dan trendy.

Berbelanja adalah suatu kegiatan yang sangat membahagiakan bagi beberapa orang untuk dilakukan. Shopping lifestyle atau gaya hidup berbelanja adalah suatu kebiasaan konsumen dalam membelikan sesuatu baik sebagian maupun keseluruhan uangnya agar bisa mendapatkan berbagai produk yang dibutuhkan. Pada dasarnya berbelanja merupakan membeli sebuah barang atau produk yang dibutuhkan, tetapi banyaknya variasi dari beberapa produk membuat konsumen menghabiskan banyak waktu hanya untuk membeli barang atau produk yang tidak dibutuhkan. Secara sosiologis, fashion merupakan ekspresi dari daya tarik diri seseorang terhadap lingkungan sosialnya. Menurut Pride & Ferrell (2010), gaya hidup berbelanja memiliki hubungan yang kuat dalam berbagai aspek mengenai proses keputusan pembelian pelanggan, bahkan sampai pada tahap evaluasi dalam pembelian sebuah produk. Fashion biasanya dihubungkan dengan kata yang memiliki makna “kebutuhan pribadi”, hal ini sering bersangkutan dengan kegiatan dan pembelian produk secara tidak direncanakan sebelumnya (pembelian impulsif), keputusan pembelian konsumen biasanya bersifat impulse buying yang dimana didasari sifat afektif pada perilaku individu konsumen, perilaku tersebut dipengaruhi oleh suatu perasaan yang timbul dalam keadaan tertentu. Menurut Hausman (2000) pembelian impulsif muncul ketika suatu konsumen mengalami dorongan seketika, seringkali teguh serta kuat dalam membeli sesuatu dengan sesegera mungkin. Fashion adalah suatu produk high involvement dimana kemungkinan besar orang yang membeli produk fashion dalam skala besar, kemungkinan akan melaksanakan pembelian impulsif terhadap produk fashion dalam masyarakat. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pam Danziger yang dimuat pada Women’s Wear Daily (WWD) 2016, dari kalangan masyarakat yang diperkirakan akan melakukan pembelian impulsif adalah dari generasi millennial, yang juga memiliki gaya hidup berbelanja (konsumtif), dimana pada saat berbelanja pada suatu toko, biasanya generasi millennial suka berbelanja demi mencukupi kebutuhan tidak pentingnya (hanya mencari sensasi / mode). Menurut data dari salah satu subsektor kelompok industri ekonomi kreatif yang dikeluarkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada tahun 2017 dan data statistik Ekonomi Kreatif tahun 2017 bersama dengan Badan Pusat Statistik, industri fashion berada pada peringkat kedua dalam meningkatkan perekonomian Indonesia yakni sebesar 18,15%. Menurut Aquira (2019) mengatakan, bahwa perkembangan industri fashion yang sangat melesat, didorong oleh bermacam macam pihak, mulai dari pelaku usaha, desainer hingga Pemerintah Indonesia yang kerap menghadirkan acara atau event misalnya Indonesia Fashion Week dalam rangka memacu industri fashion mode di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara gaya hidup berbelanja dengan perilaku pembelian impulsif produk fashion yang dilakukan oleh masyarakat dan pengaruh ketertarikan fashion terhadap impulse buying. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: secara teoritis; dapat dijadikan acuan bagi penelitian penelitian sejenis untuk tahap selanjutnya, secara praktis; penelitian ini dapat digunakan untuk bisa menjadi landasan lebih mendalam untuk bisa memahami hubungan antara gaya hidup berbelanja dengan perilaku pembelian impulsif produk fashion yang dilakukan oleh masyarakat.


        B.    ANALISIS DATA & HASIL PEMBAHASAN

                               I.            Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan pemberian gambaran mengenai hal yang ingin diketahui dari keadaan diri / identitas responden dalam menjadi sampel suatu penelitian. Menurut Sunatra (2006) menyebutkan bahwa, tujuan dari dikemukakannya karakteristik responden adalah supaya dapat memberikan gambaran mengenai keadaan responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

Pada penelitian ini, karakteristik responden yang diteliti adalah berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia dan asal responden. Dari hasil penelitian, didapatkan data karakteristik responden sebagai berikut:

 

a)      Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 1

Berikut ini adalah tabel hasil deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin yang dilakukan terhadap 40 orang responden,

Jenis Kelamin

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Laki Laki

19

47.5

47.5

47.5

Perempuan

21

52.5

52.5

100.0

Total

40

100.0

100.0

 

Sumber: Data diolah, 2021.

 

Berdasarkan tabel diatas, penelitian ini menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 responden dengan persentase 47,5% dan jenis kelamin perempuan sebanyak 21 responden dengan persentase 52,5%, sehingga membuktikan bahwa responden didominasi oleh kaum perempuan.

 

b)      Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia

Tabel 2

Berikut ini adalah tabel hasil deskripsi responden berdasarkan kelompok usia yang dilakukan terhadap 40 orang responden,

Usia Responden

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

> 14 tahun (14-19 tahun)

10

25.0

25.0

25.0

> 19 tahun (20-24 tahun)

24

60.0

60.0

85.0

> 24 tahun (25-29 tahun)

3

7.5

7.5

92.5

> 29 tahun

3

7.5

7.5

100.0

Total

40

100.0

100.0

 

Sumber: Data diolah, 2021.

      Berdasarkan data analisis pada tabel diatas menunjukkan bahwa, terdapat 4 kelompok usia yaitu, kelompok usia > 14 tahun dengan rentang 14-19 tahun, kelompok usia > 19 tahun dengan rentang 20-24 tahun, kelompok usia >24 tahun dengan rentang 25-29 tahun dan kelompok usia terakhir adalah >29 tahun. Kelompok usia > 14 tahun memiliki jumlah responden (frekuensi) 10 orang dan persentase 25,0%, kelompok usia > 19 tahun memiliki jumlah responden (frekuensi) 24 orang dan persentase 60,0%, sedangkan kelompok usia > 24 tahun & >29 memiliki jumlah responden (frekuensi) dan persentase yang sama yakni 3 orang responden serta frekuensi 7,5%.

 

c)      Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Responden

Tabel 3

Berikut ini adalah tabel hasil deskripsi responden berdasarkan asal responden yang dilakukan terhadap 40 orang responden,

 

 

Asal Responden

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Bandung

4

10.0

10.0

10.0

Bekasi

1

2.5

2.5

12.5

Yogyakarta

6

15.0

15.0

27.5

Jakarta

4

10.0

10.0

37.5

Solo

11

27.5

27.5

65.0

Lubuklinggau

1

2.5

2.5

67.5

Magelang

3

7.5

7.5

75.0

Padang

1

2.5

2.5

77.5

Pati

1

2.5

2.5

80.0

Sintang

2

5.0

5.0

85.0

Makassar

1

2.5

2.5

87.5

Tanjung Pinang

1

2.5

2.5

90.0

Tegal

2

5.0

5.0

95.0

Timika

2

5.0

5.0

100.0

Total

40

100.0

100.0

 

Sumber: Data diolah, 2021.

Berdasarkan data analisis pada tabel diatas menunjukkan bahwa, terdapat 14 kota yang berbeda asal dari setiap masing masing responden, responden terbanyak adalah responden yang berasal dari kota Solo, yang ditunjukkan dengan jumlah frekuensi 11 orang dan persentase 27,5%.

 

                        II.            Hubungan Antara Gaya Hidup Berbelanja Dengan Perilaku Pembelian Impulsif Produk Fashion Yang Dilakukan Oleh Masyarakat

Berdasarkan data yang telah terkumpul, dapat diuraikan menjadi suatu analisis penting bahwa, variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah adalah Intensitas Gaya Hidup Berbelanja dan variabel dependen (Y) adalah Perilaku Pembelian Impulsif, sehingga dalam analisis tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah adanya hubungan antara kedua variabel tersebut dan mengetahui gambaran mengenai tingkat ketinggian terkait hubungan antar kedua variabel tersebut. Berikut ini adalah beberapa uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: uji validitas, uji reliabilitas, dan uji korelasi menggunakan korelasi Pearson r dan korelasi peringkat Spearman.

Uji Validitas & Uji Reliabilitas antara variabel intensitas gaya hidup berbelanja dan perilaku pembelian impulsif, berikut adalah:

Uji Validitas

 

Case Processing Summary

 

N

%

Cases

Valid

40

100.0

Excludeda

0

.0

Total

40

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Pada tabel Case Processing Summary diatas, dapat dilihat baris Cases Valid yang menyatakan bahwa, pada bagian N, jumlah responden pada penelitian ini terdapat 40 responden yang menjawab dan pada bagian persentase menunjukkan 100%, oleh karena itu, data pada penelitian ini dikatakan valid dan tidak terdapat responden yang masuk dalam daftar excluded.

 

Uji Reliabilitas

Variabel X                                                    

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.682

7


Variabel Y


Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.641

5

 




Berikut adalah hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap 40 orang responden, dari dua variabel yaitu; Variabel X dengan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,682 dan Variabel Y dengan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,641. Untuk mengetahui apakah data tersebut reliabel atau tidak maka, diperlukan perhitungan bahwa r hitung harus lebih besar dari r tabel signifikansi 5%,

Sumber: repository.upi.edu, 2021.

 

Berdasarkan data pada r tabel diatas, ditemukan nilai signifikan 5% dengan jumlah sampel 40 memiliki angka 0,312, sedangkan nilai r hitung pada kedua variabel ini diatas 0,6xx, (r hitung > r tabel), sehingga data tersebut dapat dikatakan reliabel.


Variabel

CRONBACH ALPHA

Keterangan

Intensitas Gaya Hidup Berbelanja

0,682

Reliabel

Perilaku Pembelian Impulsif

0,641

Reliabel

Sumber: Data diolah, 2021.

Berdasarkan data diatas, didapatkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap 40 responden, antara dua variabel yakni Variabel X dengan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,682 sehingga dikatakan reliabel dan Variabel Y dengan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,641 sehingga dikatakan reliabel.


Uji Korelasi antara variabel intensitas gaya hidup berbelanja dan perilaku pembelian impulsif, berikut adalah:

H0: Tidak ada hubungan antara intensitas gaya hidup berbelanja dan perilaku pembelian impulsif

H1: Ada hubungan antara variabel intensitas gaya hidup berbelanja dan perilaku pembelian impulsif


Uji Korelasi Pearson r

Correlations

 

Total X

Total Y

Total X

Pearson Correlation

1

.745**

Sig. (2-tailed)

 

.000

N

40

40

Total Y

Pearson Correlation

.745**

1

Sig. (2-tailed)

.000

 

N

40

40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data diolah, 2021.

Dari tabel diatas diperoleh data bahwa nilai signifikansi jumlah uji korelasi pearson r, diketahui nilai Sig. (2-tailed) antara Variabel X dengan Variabel Y adalah sebesar 0,000, sedangkan taraf signifikan yang digunakan adalah taraf signifikansi 5% atau 0,05. Maka 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel.

Diketahui nilai r hitung untuk hubungan antara variabel (X) intensitas gaya hidup berbelanja dengan variabel (Y) perilaku pembelian impulsif ialah sebesar 0,745, sedangkan nilai r tabel untuk sampel 40 adalah 0,312, maka 0,745 > r tabel 0,312. Maka dapat disimpulkan, terdapat korelasi antara Variabel X dan Variabel Y.

Karena r hitung pada analisis Pearson Correlation ini bernilai positif, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat dikatakan hubungan kedua variabel tersebut memiliki hubungan positif yang searah (jenis hubungan searah) dan bergerak kearah yang sama. Sehingga dapat dikatakan bahwa, semakin meningkat intensitas gaya hidup berbelanja terhadap produk fashion maka semakin meningkat pula pembelian impulsif pada kehidupan masyarakat.

 

Uji Korelasi Spearman

Nonparametric Correlations

 

Correlations

 

Total X

Total Y

Spearman's rho

Total X

Correlation Coefficient

1.000

.710**

Sig. (2-tailed)

.

.000

N

40

40

Total Y

Correlation Coefficient

.710**

1.000

Sig. (2-tailed)

.000

.

N

40

40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data diolah, 2021.

 

Berdasarkan data pada output SPSS diatas, diperoleh Correlation Coefficient sebesar 0,710, yang dimana memiliki arti, variabel intensitas gaya hidup berbelanja memiliki korelasi dan kekuatan hubungan yang sangat kuat terhadap variabel perilaku pembelian impulsif.

Nilai signifikansi / Sig. (2-tailed) pada data diatas sebesar 0,000. Karena nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil (<) dari 0,05 atau 0,001, maka terdapat hubungan yang signifikan antara Variabel X dengan Variabel Y.

Pada correlation coefficient hasil diatas, menunjukkan nilai positif, sehingga hubungan kedua variabel memiliki korelasi positif dan korelasi positif memiliki hubungan yang searah (jenis hubungan searah) dan bergerak kearah yang sama, oleh karena hal itu intensitas gaya hidup berbelanja meningkat maka pembelian impulsif produk fashion juga akan meningkat.

 

C.    Kesimpulan

    Penelitian ini mempunyai fokus penelitian mengenai hubungan antara gaya hidup berbelanja dengan perilaku pembelian impulsif produk fashion yang dilakukan oleh masyarakat (pelajar, mahasiswa, pekerja, dll). Terdapat dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini, dimana variabel dependen adalah intensitas gaya hidup berbelanja dan variabel independen adalah perilaku pembelian impulsif, variabel dependen berperan sebagai variabel X yang mempengaruhi variabel Y yang berperan sebagai variabel independen. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan, terdapat adanya hubungan antara gaya hidup berbelanja dengan perilaku pembelian impulsif produk fashion yang dilakukan oleh masyarakat, jika sudah terdapat hubungan maka dapat dikatakan kedua variabel memiliki korelasi yang sangat signifikan. Semakin tingginya tingkat intensitas gaya hidup berbelanja maka terdapat pengaruh yang menyebabkan semakin tinggi pula perilaku pembelian impulsif pada produk fashion yang dilakukan oleh masyarakat.

 


 


Postingan populer dari blog ini

PENELITIAN PELUANG PASAR DALAM BISNIS MINUMAN BOBA / BUBBLE TEA

 PENELITIAN PELUANG PASAR DALAM BISNIS MINUMAN BOBA / BUBBLE TEA      I. PENDAHULUAN   A.      LATAR BELAKANG Minuman adalah satu kebutuhan manusia yang harus terpenuhi, tanpa minum air manusia akan kehilangan suatu cairan dalam tubuhnya. Salah satu jenis minuman yang sering digemari oleh masyarakat adalah minuman manis. Dari dulu hingga sekarang kepopuleran dan perkembangan minuman manis terus melesat naik, seperti contohnya; milkshake, es cendol, jus dicampur susu, soda gembira dll. Semakin berkembangnya jaman, perkembangan inovasi dalam bidang kuliner terus memunculkan ide baru. Tren pada bidang kuliner terus mengalami kemajuan seiring dengan bergantinya hari. Tren kuliner yang baru saja muncul dan sudah menjadi viral ke seluruh dunia adalah minuman Boba atau Bubble Milk Tea. Bubble tea atau boba adalah minuman yang asal mulanya dari Taiwan, yang dikenal namanya Zenzhu Naicha yang berbahan dasar bola tapioka disertai campuran susu dan...

Loyalitas Konsumen Terhadap Produk Pompa Air Merk Sanyo

     Kepercayaan terhadap suatu brand sangat memegang peran penting untuk terciptanya loyalitas konsumen terhadap suatu brand tertentu. Brand memiliki ikatan emosional istimewa yang tercipta antara konsumen dengan produsen, situasi pasar yang semakin kompetitif saat ini semakin meningkat juga persaingan dan peran pemasaran diantara para produsen. Dengan demikian merk tidak hanya sekedar identitas pada sebuah produk saja. Menurut Ferrinadewi (2008 : 150) brand loyalty adalah kepercayaan konsumen kepada sebuah merk, hanya dapat didapatkan bila pemasar dapat mempertahankan dan menciptakan hubungan emosional serta kepercayaan positif kepada konsumen. Kepercayaan yang terus dipelihara akan menghasilkan loyalitas.      Mengapa penting untuk mengetahui tingkat loyalitas pelanggan? Pelanggan ditawarkan dengan berbagai macam pilihan merk (brand) dalam pasar, loyalitas pelanggan terhadap suatu merk tidak dapat diuji tanpa adanya kepercayaan dan survey dalam melihat p...

Pelajar Dengan Rentang Usia 20-25 Tahun Mendominasi Sebagai Konsumen Segmen Pasar Susu Sapi Karunia

  Susu sapi adalah salah satu alternatif minuman yang sehat dan jika dikonsumsi dapat meningkatkan imun serta menjaga kesehatan tubuh. Pada saat kondisi pandemi ini, manusia perlu meningkatkan daya tahan kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan minuman yang mengandung vitamin serta kalsium, supaya terhindar dari segala penyakit dan segala virus. Susu Karunia adalah susu sapi segar yang diolah dan disajikan dengan aroma buah buahan serta tidak amis aromanya. Susu ini banyak disukai oleh berbagai macam kalangan dalam masyarakat, mulai dari anak anak hingga kalangan lansia. Susu Karunia didirikan oleh seorang laki laki bernama William, perusahaan susu ini berdiri dikota Solo sejak tahun 2000 yang diawali dengan bisnis kecil kecilan dengan modal seadanya, hingga lama lama mempunyai pelanggan tetap dan laris penjualannya. William mengatakan, sebenarnya perusahaan susu ini sudah ada di Kediri sejak tahun 1996 sebelum akhirnya pindah ke Kota Solo pada tahun 2000. Minuman ...

Analisis Produk Minuman Susu UHT Terhadap Manfaat & Perilaku Pelanggan

    Banyak hal dapat dilakukan untuk menunjang kebutuhan hidup sehat manusia, mulai dari olah raga secara teratur, menjaga asupan gizi harian dari makanan dan rutin meminum susu. Susu mengandung beragam nutrisi dan kalsium yang mampu menjaga organ tubuh tetap berfungsi dengan baik serta menjaga kesehatan tulang. Susu UHT (Ultra High Temperature) mengandung nutrisi serupa susu perah segar aslinya. Susu perah yang langsung diperah dari hewan ternak tidak dapat bertahan lama dan rentan untuk membawa bakteri berbahaya untuk tubuh manusia, maka dibuatlah susu UHT yang lebih awet jangka waktu ketahanannya.  Susu UHT adalah sebuah susu perah yang dipanaskan pada suhu 135 hingga 150 derajat selama 3 detik, hal ini bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme dan bakteri yang terdapat pada susu, bisa juga proses pemanasan susu ini disebut dengan proses sterilisasi. Saat ini telah beredar banyak sekali merk susu UHT dimasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pe...

Laporan Riset Pemasaran Tanaman Hias

I. Pendahuluan                   A. Latar Belakang Usaha Agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat , tanaman hias tidak hanya berperan sebagai pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga berperan sebagai pembangun sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan agrowisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata membuat bisnis tanaman hias memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Tanaman hias sendiri merupakan tanaman yang memiliki karakteristik morfologi bernilai estetik dan eksotik, diantaranya adalah tanaman bunga ( anggrek, mawar, sedap malam, dan kembang sepatu), tanaman berdaun indah ( anglonema, puring, pucuk merah, siprus). Di Indonesia sendiri minat masyarakat pada tanaman hias cenderung meningkat, bahkan pada saat ini tanaman hias dipakai pada acara seremonialdan rumah menjadi koleksi para pengemar tanaman hias. Untuk tanaman hias yang banyak diminati mas...

Country Report Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Iklim Investasi di Sektor Pariwisata...

Suasana pintu masuk destinasi wisata Bukit Sakura Lawu, Tawangmangu, Karanganyar. Sumber: foto sendiri, 2020. Iklim investasi terdiri dari dua fungsi yaitu fungsi inti serta fungsi pendukung, fungsi inti sebagai hal utama dalam sistem investasi yaitu supply-demand dimana saling berinteraksi membentuk pasar. Sedangkan fungsi pendukung ditargetkan supaya memperkuat interaksi supply dan demand agar dapat mengatasi berbagai tantangan iklim usaha seperti aturan perundang-undangan, kelembagaan, pendukung, dan infrastruktur baik fisik maupun non-fisik. Fungsi inti diharapkan dapat menumbuhkan pemanfaatan sumber sumber ekonomi secara optimal, meluasnya kerja sama pada sistem usaha produksi dan terbentuknya klaster ekonomi. Dengan memperkuat pada fungsi pendukung yaitu iklim usaha, maka diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan membuka kesempatan kerja yang lebih luas. Untuk melaporkan keadaan yang digunakan investasi atau menginvestasikan usaha di suatu daerah, maka dibutu...

TINGKAT PENGGUNAAN PLATFORM MARKETPLACE

    Di Indonesia saat ini mengalami perkembangan teknologi yang cukup pesat, salah satunya adalah munculnya berbagai platform marketplace seperti tokopedia, shopee, bukalapak, dll. Platform-platform tersebut saling bersaing untuk mendapatkan rating yang baik dalam hal kepuasaan pengguna/konsumen terhadap platform-platform tersebut. Sebelumnya marketplace sendiri adalah  pihak perantara yang mengakomodasi pihak penjual dan pihak pembeli di dalam dunia maya. Maka dari itu marketplace dapat dikatakan sebagai cara belanja yang simple dan lebih praktis. Selain itu Di Indonesia platform marketplace cukup terkenal karena kemudahan dan kenyaman dalam pengunaannya, dan juga tentunya sistem pembayarannya juga cukup mudah.     Market place itu sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu, horizontal dan vertical market place.  Horizontal marketplace menjual berbagai produk dengan kategori yang berbeda-beda. Tokopedia dan Bukalapak masuk ke dalam jenis yang satu...

Observasi Jalan Tol, Mengapa Orang Rela Membayar Mahal Hanya Karena Untuk Melewati Jalan?

       Jalan tol adalah jalanan yang lebar dan panjang yang dikenal dengan sebutan jalan bebas hambatan di Indonesia. jalan ini dibangun dan digunakan manusia karena bisa mempersingkat waktu tempuh untuk menuju suatu tempat yang jauh. Untuk jenis kendaraan yang diijinkan melaju dijalan tol ini adalah kendaraan mobil, bus, truk, dan semua kendaraan bermotor yang minimal mempunyai roda 4. Penggunaan jalan tol tentu sudah tidak asing lagi bagi para pengendara kendaraan bermotor di Indonesia, jalan ini sudah populer dan terkenal nyaman dan memberikan banyak fasilitas bagi pengendara.      Jalan tol merupakan jalan yang memiliki arti singkatan tax on location, dimana jalan ini adalah jalan semacam freeway, highway dan expressway jika dilihat dari negara lain seperti Amerika, Australia dan Rusia. Jalan tol adalah jalur alternative untuk mempermudah orang dalam berpergian antara suatu kota menuju kota lain, tol adalah sebutan bahasa inggris dari toll dimana...

Pengaruh Pembelian Kopi Janji Jiwa Terhadap Gaya Hidup Konsumen

  Gaya hidup adalah gambaran mengenai tingkah laku, pola dan cara hidup yang ditujukan dari bagaimana aktivitas seseorang terhadap ketertarikan dan minat yang mereka pikirkan mengenai diri sendiri hingga menimbulkan perbedaan status sosial dari orang lain atau lingkungan melalui symbol symbol yang mereka miliki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari hari segolongan manusia dalam masyarakat. Kopi adalah salah satu tanaman yang dapat tumbuh pada ketinggian 700 hingga 1600 mdpl, kopi sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan dimasyarakat, mulai dari kalangan remaja hingga orang tua. Kopi adalah minuman dari hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai serta dihaluskan menjadi bubuk. Kopi sangat bermanfaat bagi tubuh manusia dengan beragamnya nutrisi, seperti; meningkatkan fungi otak, membantu membakar lemak, menjaga kesehatan hati, membantu melawan depresi, dan meningkatkan kapasitas kinerja fisik dimana dapat menghilangkan ngantuk ser...