PENELITIAN PELUANG PASAR DALAM BISNIS MINUMAN BOBA / BUBBLE TEA
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Minuman adalah satu kebutuhan manusia yang harus terpenuhi, tanpa minum air manusia akan kehilangan suatu cairan dalam tubuhnya. Salah satu jenis minuman yang sering digemari oleh masyarakat adalah minuman manis. Dari dulu hingga sekarang kepopuleran dan perkembangan minuman manis terus melesat naik, seperti contohnya; milkshake, es cendol, jus dicampur susu, soda gembira dll. Semakin berkembangnya jaman, perkembangan inovasi dalam bidang kuliner terus memunculkan ide baru. Tren pada bidang kuliner terus mengalami kemajuan seiring dengan bergantinya hari. Tren kuliner yang baru saja muncul dan sudah menjadi viral ke seluruh dunia adalah minuman Boba atau Bubble Milk Tea. Bubble tea atau boba adalah minuman yang asal mulanya dari Taiwan, yang dikenal namanya Zenzhu Naicha yang berbahan dasar bola tapioka disertai campuran susu dan teh. Minuman Boba begitu disukai oleh berbagai kalangan didunia, terutama oleh masyarakat Indonesia. Minuman Boba begitu digemari karena minuman ini mempunyai sebuah inovasi yang besar dan menarik masyarakat. Boba terus bertransformasi sehingga menciptakan sebuah daya tarik bagi kalangan dunia. Rasa baru terus bermunculan, tampilannya semakin beragam seperti boba brown sugar, boba white sugar, dan boba dengan kopi susu. Boba pertama kali diciptakan di Taiwan oleh Tu Tsong-he, boba diciptakan dari mutiara tapioka yang berasal dari ekstrak singkong Amerika Selatan. Tanaman singkong ini masuk ke Taiwan melalui perdagangan dari Brasil pada tahun 1895. Tu Tsong-he adalah seorang penjual minuman yang membuka usaha kedai minuman Hanlin Teahouse. Pertamanya dia berinovasi untuk menjual minuman dengan bahan dasar mutiara tapioka putih bertekstur keras dan tidak memiliki rasa, lalu setelah itu berinovasi lagi mengembangkan ide beralih menggunakan mutiara hitam mempunyai tekstur kenyal dan rasa manis. Hingga pada akhir tahun 1990 minuman boba mulai melesat di kawasan Asia, karena terbawa oleh arus globalisasi, dimana produk boba terus ditawarkan dan ditampilkan melalui media sosial, media informasi dan komunikasi lama lama juga mendunia.
Penjualan Boba menjadi sebuah fenomena menarik yang dapat menjadi peluang pasar yang menjajikan bagi pebisnis awalan maupun lama, dalam menjadi penyedia kebutuhan masyarakat. Tren minuman boba muncul pada sekitar pertengahan tahun 2011 yang hingga sekarang merupakan salah satu dari banyaknya peluang usaha yang meningkat pesat penjualan produknya serta dapat bersaing untuk memenangkan pasar. Gangguan yang terdapat dalam perekonomiaan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan keberlangsungan kegiatan usaha, pemilik suatu bisnis harus dapat melihat faktor faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan perusahaan, seperti melihat peluang pasar, menganalisis pesaing, produk apa yang sedang menjadi tren dan memperhatikan inovasi ide baru serta menentukan strategi pemasaran. Menurut Kotler (1997: 93) strategi pemasaran adalah suatu logika dalam pemasaran berdasarkan atas unit bisnis yang diharapkan untuk mencapai sasaran pemasaran. Penentuan strategi pemasaran dapat ditetapkan dengan cara mengetahui apa yang dapat menjadi ancaman (threats) dalam suatu bisnis, apa yang dapat dijadikan peluang (opportunities),guna mengumpulkan apa yang disebut dengan kekuatan (strengths) untuk mencari kelemahan (weakness). Dengan demikian usaha yang dijalani dapat berjalan dengan lancar apabila pemilik usaha menganalisis dahulu pasar menggunakan analisis SWOT.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Dapat menjelaskan dan menganalisis mengenai Market Size, Market Share, Tren Pasar dan Persaingan Pasar dari bisnis minuman Bubble Tea (Boba)
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pola pemasaran & peluang pasar yang dilakukan pemilik bisnis minuman Boba
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara metodologis, dapat memberikan jawaban bahwa, penjualan Boba menjadi sebuah fenomena menarik yang dapat menjadi peluang pasar yang menjajikan bagi pebisnis awalan maupun lama, sebuah peluang usaha yang meningkat pesat penjualan produknya serta dapat bersaing untuk memenangkan pasar
2. Secara sosial, dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai peluang bisnis, market tren, market size dan share, serta beberapa perusahaan Boba ternama yang telah melakukan penjualan Boba di Indonesia
II. DISPLAY DATA
Popularitas / tren minuman boba telah menarik perhatian banyak orang sehingga mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam ukuran pasar. Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis GrabFood Asia Tenggara, terdapat total persentase pertumbuhan populasi jumlah pelanggan yang menyukai Boba sehingga mempengaruhi persentase kenaikan jumlah pemesanan boba dikawasan Asia tenggara. Berikut data kawasan Asia Tenggara;
Sumber Data: GrabFood Asia Tenggara, 2018.
Pada data diatas dapat dilihat, persentase pertumbuhan jumlah pelanggan bubble Tea dari bulan januari hingga Desember 2018 kawasan Indonesia mendapatkan persentase > 8.500% pemesanan, untuk persentase pertumbuhan bubble Tea di Filipina sebesar >3.500% dari bulan Juni hingga Desember tahun 2018, untuk di Thailand persentase pertumbuhan bubble tea sebesar >3.000% pada bulan Januari hingga Desember 2018, persentase pertumbuhan bulan Mei hingga Desember tahun 2018 untuk kawasan negara Vietnam, persentase pertumbuhan Bubble Tea meningkat sebesar >1.500%, untuk negara Singapura sebesar >700% dan yang terakhir untuk negara Malaysia sebesar >250%. Pesanan pada minuman boba meningkat 30 kali lipat dari tahun 2017 hingga tahun 2018.
Selain para penyuka Boba yang mempengaruhi jumlah persentase pertumbuhan pemesanan diatas, para penyuka Boba ini juga tidak dapat menghabiskan hari tanpa mengonsumsi minuman tersebut, ditemukan data mengenai peningkatan pertumbuhan penjualan terhadap produk minuman Bubble Tea, berikut diagramnya;
Sumber Data: GrabFood Asia Tenggara, 2018.
Pada data diatas dapat dilihat, bagaimana penjualan Boba dikawasan Asia Tenggara terus meningkat pesat pada pertengahan Agustus dan puncaknya pada akhir November sebesar 12,46% demi memenuhi kebutuhan pelanggan, dimana di Indonesia sendiri sudah terdapat hampir 4.000 gerai yang menjual Boba dengan lebih dari 1.500 merk, hal ini mempengaruhi peningkatan volume penjualan Boba.
Diperoleh data, rata rata orang Asia Tenggara dalam mengonsumsi minuman Boba, berikut data perbandingannya;
Sumber Data: GrabFood Asia Tenggara, 2018.
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa Thailand adalah sebuah negara yang masyakatnya gemar mengonsumsi minuman Boba dengan rata rata konsumsi tertinggi dengan jumlah 6 gelas Boba setiap bulan, diurutan kedua jatuh di negara Filipina dengan rata rata banyak mengonsumsi minuman Boba 5 gelas setiap bulannya. Diurutan selanjutnya dengan rata rata konsumsi 3 gelas per bulannya jatuh pada negara Malaysia, Singapore, Vietnam dan Indonesia.
Bubble adalah suatu minuman manis yang dibuat dengan menggunakan sirup buah atau susu yang dicampur menggunakan teh kemudian diaduk rata. Minuman boba sering kali dicampur juga dengan bola tapioka yang kenyal berbentuk jelly atau biasa disebut dengan pearls, pearls adalah mutiara hitam yang dicampur sebagai bahan kunyahan dalam meminum boba. Oleh karena itu biasanya konsumen ketika membeli minuman boba akan diberi sebuah sedotan dengan ukuran lubang ekstra besar supaya pearls tadi dapat ikut tersedot. Pada awalnya kata bubble dikaitkan dengan buih yang berasal dari minuman ketika dikocok. Pada jaman sekarang kata bubble pada bubble drink dipahami sebagai bulatan jelly tapioka berwujud mutiara yang diikutsertakan dalam minuman teh susu ini. Berbagai macam varian dalam minuman yang dijual dalam gerai minuman boba antara lain; teh hitam, the early white tea, teh rasa buah buahan, teh hijau, oolong tea. Bubble termasuk jenis minuman ringan yang perlu dikocok dalam penyajiannya sehingga disebut dengan istilah blended drinks. Blended drinks adalah minuman yang memadukan dua bahan dalam penyajiannya sehingga perlu diaduk, diblender atau dikocok seperti contohnya; minuman thai tea, kopi, jus buah dengan susu (smoothies). Dalam minuman bubble drink, bulatan tapioka mutiara hitam wajib ditambahkan dalam minuman, selain bubble bisa juga diganti dengan nata de coco, jelly, atau irisan buah buahan. Minuman boba dapat ditemukan digerai gerai di Indonesia dengan nama Calais, Chatime, Quickly, Share tea, Presotea, i-Cup, dll.
Salah satu brand minuman boba yang paling banyak digemari oleh Masyarakat Indonesia adalah Chatime, pada tahun 2011 Chatime membuka gerainya untuk pertama kalinya. Tetapi Chatime bukanlah pelopor penyedia minuman boba pertama di Indonesia. Quickly adalah penyedia minuman boba pertama yang buka pada tahun 2000 dan telah menyediakan beberapa macam varian toping seperti coffe flavor, fruit flavor, chocolate flavor dan original flavor.
Chatime
Merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada bidang industri makanan dan minuman dimana merupakan franchise dari Taiwan yang menjual berbagai macam minuman susu teh. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2003 di Taiwan, perusahaan ini adalah perusahaan global yang terdapat pada negara Australia, AS, Hongkong, Cina, Filipina, Korea dan Indonesia. Perusahaan ini mempunyai lebih dari 400.000 pelanggan tiap tahunnya. Untuk lokasi di Indonesia, perusahaan ini pada tahun 2015 telah berkembang menjadi mempunyai 105 outlet di kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Cikarang, Solo, Surabaya, medan, Bali, Pontianak, Palembang, Jambi, Manado, Makassar, dll. Jumlah karyawan yang terdapat pada perusahaan ini berjumlah lebih dari 300 ribu orang di setiap daerah di Indonesia.
Produk & Layanan
Berbagai macam produk yang dijual oleh perusahaan minuman boba ini adalah:
1. Mellow milk tea
2. Oriental pop tea
3. Mousse
4. QQ jelly
5. Smoothies series
Chatime memberikan berbagai macam layanan kepada pelanggan
Melalui website Chatime.co.id yang memudahkan konsumen untuk mencari produk yang ditawarkan perusahaan minuman tersebut. Selain website perusahaan ini juga menyediakan layanan customer servis berupa telepon bebas pulsa yang memudahkan pembeli untuk menyampaikan keluhan. Berikut adalah contoh dari teknologi situs web yang digunakan perusahaan Chatime.
Media sosial adalah salah satu instrument yang paling penting dalam pemasaran suatu produk, melihat banyaknya peluang dalam melakukan promosi dengan menggunakan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dalam perusahaan chatime ini terdapat beberapa platform media sosial yang dapat difollow oleh konsumen yang berisi penawaran berbagai macam produk dan promosi, yaitu Instagram, Facebook dan Twitter @chatimeindo.
Calais
Merupakan salah satu waralaba yang berdiri di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2011 oleh Billy Kurniawan dan rekannya Yeni Firdensyh pada tahun 2012. Hingga saat ini, perusahaan ini telah memiliki 28 outlet cabang yang tersebar di seluruh kota besar Indonesia seperti Bekasi, Yogyakarta, Bandung, Jambi, Pekanbaru, Surabaya, Tangerang dan Jakarta. Tidak heran jika penyedia bisnis minuman Boba ini memiliki rata rata jumlah pembeli 250.000 di setiap daerah. Jumlah karyawan yang tersebar disetiap daerah berjumlah kurang lebih 51 -200 orang baik pada outlet dimall mall dan kantor Calais.
Produk & Layanan
Berbagai macam produk yang dijual pada perusahaan minuman boba ini adalah:
1. Milk tea & latte
2. Signature rock & salt
3. Yoghurt tea
4. Fruit tea & Fresh tea
5. Coffee
6. Macchiato
7. Smoothies
Calais memberikan berbagai macam layanan kepada pelanggan
Melalui website http://calaistea.com, dapat memudahkan konsumen dalam mencari gerai gerai yang terdapat diberbagai kota & informasi mengenai menu atas produk produk yang ditawarkan melalui website. Selain melalui website, dalam memasarkan produknya dalam media sosial, perusahaan Calais juga mempunyai akun Instagram @calaistea yang dapat diikuti oleh para penggemar boba dari bisnis minuman ini, disertai dengan berbagai promosi dan tawaran menarik. Selain itu dalam bisnis ini juga disediakan layanan konsumen berupa telepon bebas pulsa dan akun facebook untuk menyampaikan pengaduan, bisa juga melalui Instagram.
i-Cup
Sebuah perusahaan minuman manis susu teh yang dicampur boba (Bubble drink) yang berasal dan berawal dari Taiwan. Perusahaan ini, sekarang sudah mempunyai berbagai cabang yang tersebar diberbagai negara seperti; Amerika, Kanada, Singapore, Jepang dan Indonesia. i-Cup mulai buka di Indonesia sekitar tahun 2001 yang awalnya hanya terdapat 1 gerai saja yaitu di Jakarta. Pembukaan i-Cup pasti mendapatkan antusiasme dan perhatian dari masyarakat Indonesia. i-Cup membuka gerai di Indonesia dibeberapa kota besar seperti Bandung, Surabaya, Tangerang, dan Jakarta. Baik dari kalangan anak anak hingga orang dewasa sangat menyukai minuman boba merk ini, sebab setiap produk yang disajikan pada konsumen pertamanya harus melalui proses pemeriksaan standarisasi yang ketat. Jumlah pekerja yang bekerja pada setiap cabang dan kantor dari perusahaan ini berjumlah antara 100 hingga 600 orang.
Produk dan Layanan
Produk i-Cup dibagi dalam beberapa pilihan menu Jasmine tea, green tea, smoothies, green milk tea, snow shake, coffee, slush ice.
Berikut adalah data mengenai pemasaran dan penghasilan serta perhitungan jika ingin membuka franchise bermitra dengan perusahaan minuman i-Cup
Sumber Data: icupdrink.com, 2021.
Dari data diatas terdapat data bagi siapapun ingin bermitra atau mempunyai peluang usaha dalam bisnis boba yang sedang tren saat ini, dapat memiliki waralaba dari perusahaan i-Cup ini dengan omset, laba kotor, biaya operasional, dan laba yang dihasilkan dari franchise seperti yang tertera dalam tabel tersebut.
Dari data diatas terdapat 3 klasifikasi utama dalam persaingan bisnis yaitu; pertama, sebagian besar atribut mayoritas berdekatan pada outlet minuman boba Chatime & Calais yang memiliki tingkat persaingan ketat, ada beberapa titik pada tabel yang memiliki posisi sama tepat seperti rasa topping, rasa minuman, merek terkenal, variasi menu, lokasi outlet dan pelayanan. Selanjutnya i-Cup adalah perusahaan yang hampir selalu menduduki posisi ketiga dan berada pada posisi persaingan tengah-tengah antara kelima merk minuman boba tersebut, dan klasifikasi terakhir adalah persaingan antara Presotea serta Sharetea yang mendapatkan peringkat paling rendah.
Sumber Data: Hasil Penelitian, 2019
berdasarakan tabel data diatas, dalam menjalankan bisnis menjual minuman boba, lokasi strategis adalah sumber kekuatan utama dalam membuka usaha. Faktor kedua yang mempengaruhi penjualan adalah tempat parkir yang luas dengan skor 0,515. Faktor berikutnya pada urutan ketiga adalah bahwa minuman boba ini aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan umur yang memperoleh skor 0,468. Faktor keempat bahwa minuman boba ini memiliki pilihan 15 rasa yang berbeda atau lebih dengan perolehan skor 0,439. Faktor yang menjadi kekuatan kelima yaitu bahwa minuman susu teh dicampur boba ini ditawarkan dengan harga yang murah dan terjangkau oleh masyarakat memiliki dengan perolehan skor 0,421. Sedangkan untuk kelemahan utama yang dimiliki usaha ini adalah bahwa produk minuman ini sangat mudah untuk ditiru, kelemahan kedua dari usaha ini adalah tempat yang digunakan untuk berjualan yang masih nyewa. Faktor kelemahan terakhir adalah banyaknya produk minuman sejenis yang beredar di pasar.
Diagram Pangsa Pasar Minuman Boba secara Global
Sumber Data: Fortune Business Insight
Potensi penjualan boba tea tentu akan sangat menjanjikan prospek kedepannya, minuman ini selalu menjadi inceran orang untuk melepas dahaga pada saat jam makan siang maupun sore hari. Menurut penelitian yang dilakukan dalam studi oleh Fortune Business Insights, pangsa pasar global minuman boba pada tahun 2018 adalah sejumlah USD 1,89 miliar dan akan bertambah 2 kali lipat hingga jumlahnya USD 3,49 dalam 8 tahun yang akan datang yaitu tahun 2026. Dalam diagram diatas menunjukkan sekitar 8,09% dari periode tahun 2019 hingga 2026, pangsa pasar terbesar adalah pada daerah Asia Pasifik sejumlah 10,07% lebih tinggi dari jumlah pertumbuhan global.
Peta Persebaran Penjualan Boba Tertinggi Kawasan Asia Tenggara
Sumber Data: Grab.com, 2021.
Peta diatas adalah peta persebaran penjualan boba tertinggi yang mayoritas terpusat atau terfokus pada satu daerah. Berikut adalah daftar beberapa merchant perusahaan yang bersaing dalam menjual minuman boba; Calais, Chatime, i-Cup, Coco Fresh Tea & Juice, Gong Cha, Serenitea, Ochaya, dll.
III. ANALISIS DATA
Berdasarkan data analisis survey kompetitor yang didapatkan top brand award terhadap minuman boba
Sumber Data: www.topbrand-award.com, 2021.
Pada data tabel diatas dilihat bahwa perkembangan penjualan Chatime meningkat setiap tahunnya, diambil contoh pada tahun 2014 hingga 2016 terdapat perkembangan yang sangat signifikan. Hal ini dapat memberikan indikator awal bahwa Chatime mempunyai strategi penjualan yang baik. Dengan adanya pesaing minuman bubble di Indonesia, mendorong Chatime Indonesia melakukan inovasi dengan menawarkan keistimewaan yang berbeda diantara para pesaing lainnya agar Chatime Indonesia dapat bertahan dalam persaingan usahanya.
Diagram Analisis Pertumbuhan Gerai Boba di Indonesia
Dengan bertambah banyaknya jumlah perusahaan minuman boba yang mulai bermunculan di Indonesia, hal ini menyampaikan bahwa adanya permintaan (demand) dari masyarakat yang aktif. Tetapi, kondisi permintaan yang aktif dari masyarakat memunculkan banyaknya pesaing baru dalam industri minuman boba ini. Saat ini pemain terbesar di industri boba adalah Chatime, dilihat dari pemekaran gerainya yang paling meningkat setiap tahunnya.
Diagram Analisis Market Tren
Sumber Data: Aliedmarketresearch, 2021.
Berdasarkan analisis tren minuman boba dalam pasar pada tahun 2020, segmen rasa buah adalah suatu segmen yang paling tertinggi angkanya dalam pasar penjualan boba, dalam suatu merk (brand perusahaan) pasti selalu memiliki satu rasa buah yang menjadi andalan misalnya, boba rasa mangga. Hal ini dikaitkan dengan prefensi konsumen terhadap minuman yang sehat dan kaya vitamin, maka dapat disimpulkan pula diagram analisis mengenai rasa, tertinggi dicapai lagi oleh rasa buah buahan. Berdasarkan bahan dasarnya, segmen teh hitam menjadi pilihan yang paling laris untuk tahun 2019 hingga 2020, rata rata konsumen membeli minuman boba berbahan campuran teh hitam untuk kemudian dicampur dengan susu dan rasa buah. Penjualan maksimal dapat diperoleh dari minat pembeli akan tren popularitas global bubble tea, yang berbahan dasar teh hitam. Laporan tersebut memberikan analisis kuantitatif tren pasar bubble tea saat ini, estimasi, dan dinamika ukuran pasar dari 2019 hingga 2027 untuk mengidentifikasi peluang yang ada.
Tabel Data Analisis Kompetitor
Sumber Data: Data observasi, 2021.
Pada data diatas dapat dilihat bahwa, suatu perusahaan memiliki menu menu yang ditawarkan bervariasi macamnya, dapat dipesan melalui gojek dan grab, ada beberapa juga yang dapat dibeli melalui tokopedia dan shopee, ada yang mempunyai website dan tidak serta memiliki aplikasi mobile internal perusahaan maupun pihak dari luar. Setiap perusahaan minuman boba memiliki gerai yang tersebar diberbagai kota. Metode pembayaran perusahaan bubble drink juga menerima pembayaran cash, melalui kartu baik kredit maupun debit serta melalui layanan e-wallet. Masing masing perusahaan juga mempunyai layanan pengaduan dan keluhan konsumen. Serta masing masing perusahaan yang memiliki bisnis boba pada tabel tersebut tidak menyediakan layanan drive thru serta pengiriman rumah kekonsumen internal melainkan melalui pihak ketiga.
Data Analisis SWOT
Sumber data: Data diolah, 2021.
Pada data analisis SWOT diatas, SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi jika diurutkan dimulai dari nilai Total Attractiveness Score (TAS) antara lain : (a) Memperluas pangsa pasar (SO-1), (b) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan dan produk (SO-2), (c) Memperbaiki manajemen penjualan (WO-3), (d) Memperkuat kerjasama untuk pemilik lokasi yang strategis (WO-4), (e) Menetapkan strategi harga untuk menghadapi persaingan (ST-5), (f) Meningkatkan promosi (ST-6), (g) Meningkatkan kreatifitas (WT-7), dan (h) Memanfaatkan teknologi dalam menjual produk (WT-8).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan serta yang juga terdapat dalam analisis data. Dapat diambil kesimpulan bahwa, minuman boba atau dalam bahasa aslinya adalah bubble drink, merupakan minuman yang sangat diminati oleh orang jaman sekarang. Minuman yang berasal dari Taiwan dan dijual pertama kali oleh Tu Tsong-he ini telah berhasil melesat dikalangan masyarakat global dan menjadi viral. Sejauh ini tingkat penjualan teratas diduduki oleh Brand Chatime dari antara kelima brand produk boba lainnya. Tingkat kelarisan penjualan tergantung oleh beberapa faktor, diantaranya; 1) varian menu yangg menarik, sesuai dengan cita rasa konsumen dan juga memiliki manfaat bagi konsumen, sehingga selain mendapatkan kenikmatan, konsumen juga mendapatkan khasiat dari minuman tersebut. 2) Banyaknya persebaran gerai di berbagai daerah maupun tempat, seperti brand Chatime, Calais, dsb. yang tersedia di berbagai tempat, seperti di Mall, pusat perbelanjaan bahkan terkadang juga terdapat dibandara. 3) Terdapatnya lahan parkir yang luas, sehingga menunjang datanganya para konsumen terutama para penggila boba. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan dari para konsumen mencari kenyamanan dan kemudahan akses. Selain itu faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat penjualan yang tinggi suatu produk juga dipengaruhi oleh bentuk penyajian produk, kualitas pelayanan dan mutu produk. Dari data diatas menurut saya tingkat penjualan Chatime adalah yang paling laris dikarenakan menurut data sekunder yang ditemukan dari internet, produk minuman tersebut memiliki varian rasa yang pas di lidah para konsumen, pelayanan ramah dan cepat, mutu produk terjamin kualitasnya. Sehingga ketika suatu brand telah dicap baik bagi banyak orang, maka brand tersebut akan secara otomatis dicari oleh konsumen lain, sehingga tingkat penjualan meningkat pesat.
REFERENSI:
Abdullah, Marie. 2019. “ANALISIS IMPLEMENTASI SUPPORTING MANAGEMENT PADA PERJANJIAN FRANCHISE DIMARKOBAR” dalam Publikasi Ilmiah Program Studi Strata 1. Surakarta: Fakultas Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah.
Aditya, Nicholas Ryan. Prodjo, Wahyu Adityo (Ed). 2019. “Mengenal Perbedaan Istilah Boba, Bubble Tea, dan Pearl” https://travel.kompas.com/read/2019/10/12/100000327/mengenal-perbedaan-istilah-boba-bubble-tea-dan-pearl?page=all . Diakses pada 23 April 2021 pukul 19.32.
Allied market research. https://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.alliedmarketresearch.com/bubble-tea-market&prev=search&pto=aue . Diakses pada 23 April 2021 pukul 19.23.
Dewi, Luh Ayu Paramita. DKK. 2015.”ANALISIS POSITIONING FRANCHISE BUBBLE DRINK BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN DI KOTA BANDUNG (STUDI PADA CALAIS, CHATIME, I-CUP, PRESOTEA, SHARETEA)” dalam Journal E-proceeding of Management Volume 2 No.3. Bandung: Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom.
Firdausya. 2018. “Bubble Tea vs Pepsi: Rise and Fall, then Rise again or Fall instead?” https://yonulis.com/2019/10/09/bubble-tea-vs-pepsi-rise-and-fall-then-rise-again-or-fall-instead/. Diakses pada 23 April 2021 pukul 18.30.
Fortune Business Insight. “Ukuran Pasar Bubble Tea, Pangsa & Analisis Dampak COVID-19, Berdasarkan Jenis (Teh Hitam, Teh Hijau, Teh Oolong dan Teh Putih) Rasa (Buah, Cokelat, Kopi, dan Lainnya) dan Prakiraan Regional 2020-2027”. https://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.fortunebusinessinsights.com/industry-reports/bubble-tea-market-101564&prev=search&pto=aue . Diakses pada 23 April 2021 pukul 19.58.
Grab. 2019. “Demam Bubble Tea di GrabFood” https://www.grab.com/id/press/tech-product/demam-bubble-tea-di-grabfood/ . Diakses pada 23 April 2021 pukul 19.00.
Hasibuan, S. Dkk. 2019. “Strategi Pemasaran Menggunakan Analisis SWOT Pada Usaha Minuman Happy Bubble Drink di Kota Binjai” dalam Seminar Nasional Sains & Teknologi Informasi (hlm 165-169) Medan: Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP31.
Samosir, Onny Oktami. 2017. “Chatime: Good Tea Good Time” https://www.slideshare.net/OnnySamosir/chatime . Diakses pada 23 April 2021 pukul 19.51.
Setiawan, Agung. 2018. “Analisis Strategi Pemasaran Yang Tepat Guna Meningkatkan Pangsa Pasar Produk” dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Volume 3 No. 2 (hlm 90-99). Kediri: Universitas Islam.
Spring Of Life. 2019. “BOBA, SI MANIS YANG MEMANJAKAN” https://www.eastspring.com/docs/librariesprovider6/our-perspectives/spring-of-life/2019/spring-of-life---december-2019---boba-si-manis-yang-memanjakan.pdf . Diakses pada 23 April 2021 pukul 18.36.